dua anak perempuan memanjat pohon
di halaman sebuah rumah
di pinggir rel stasiun cilebut
bagai peri peri dari negeri tanpa waktu
kereta ini melesat begitu saja
hari hari tak bertanggal pergi berlibur
menyulam yang telah lewat dengan yang belum terjadi
di mana aku di antara benang dan jarum
di dalam kotak kotak bertempelkan post-it notes
di dalam buku buku panduan pindahan
dan bagaimana hidup dengan pasangan yang sedang sakit
atau krim yang menempel di tanganku
di kota yang dulu pernah disebut buitenzorg
dulu kita disebut apa?
sebentar lagi tahun ini akan pergi
seperti tahun tahun kemarin
di pondok lestari
kotak kotak memori bertumpuk tumpuk
tak berlabel tak diselotip
rumah tak bertuan tak bertamu
piring piring tengkurap di dapur
tapi ruang tamuku masih seperti tahun lalu
ada sepasang lilin wangi, satu pernah dicium api
kembang api terburai burai
jaemanis digendong oom doni,
hup! sebentar lagi alna datang
hanya malam ini tante tante oom oom
bermain seperti anak anak kecil
terompet toet toet
sorak sorai pecah di balkon
berdiri empat orang saja sekarang
nenek, ayah, ibu dan anak
di pondok lestari
dulu kita disebut apa?
gambar gambar tak bersuara
orang orang tak bersuara
wajah wajah di kaca spion
kendaraan kendaraan di jendela toko
anak kecil bertanya ada berapa titik hujan di kaca jendela mobil
sambil melambai pada lampu carrefour yang mengabur
Like this:
Like Loading...
Related